BAB II
PENDIDIKAN
ISLAM BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP
A.
Hakikat
dan Tujuan Pendidikan
Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing
bagi kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti
kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat
dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan.
Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri.
Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna
dasar dan hakikatnya. Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang
yang terlihat dalam dunia pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan
hakikat pendidikan, merefleksikannya di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai
buah refleksinya. Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna education, Tarbiyah,
pendidikan yang terkadang dimaknai secara sempit. Makalah ini akan memberikan
gambaran perbedaan makna tarbiyah, ta‟lim, tadris, tahdzib, Ta‟dib
dan tadrib dengan menampilkan pendapat-pendapat para pakar pendidikan baik
dari literatur barat maupun timur. Pembahasan makalah ini dimulai dengan
pengertian pendidikan dari tinjauan etimologis dan terminologis untuk
mengantarkan pembahasan pada hakikat pendidikan.
1.
Makna
pendidikan
Makna
pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.
Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di
dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering
dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan
pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya. Pendidikan
menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu menuntun anak, orang
Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun,
tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa
Jerman melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare, yakni
membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalam
bahasa Jawa pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah,
kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang
anak. Sedangkan menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan peserta didik
kepada yang diinginkan sipendidik yang diistilahkan dengan Educere.( M.R.
Kurniadi,STh;1) Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari
kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik. Ki
Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup
a.
Tinjauan
Etimologis
Pengembangan potensi yang dianugrahkan pada manusia. Definisi-definisi
itu antara lain sebagai berikut:
1. Tarbiyah
adalah proses pengembangan dan bimbingan jasad, akal dan jiwa yang
dilakukan secara berkelanjutan sehingga mutarabbi (anak didik) bisa dewasa dan
mandiri untuk hidup di tengah masyarakat. (Ath-Thabari 67)
2. Tarbiyah
adalah kegiatan yang disertai dengan penuh kasih sayang, kelembutan hati,
perhatian bijak dan menyenangkan; tidak membosankan.( Al-Maraghi, Juz V; 34)
3. Tarbiyah
adalah proses yang dilakukan dengan pengaturan yang bijak dan dilaksanakan
secara bertahap dari yang mudah kepada yang sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar